
Kondisi kepanikan masyarakat kabupaten Bireuen atas beredarnya isu Air Laut Naik (30/11)
BIREUEN, REAKSIONE.ID | Suasana mencekam melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bireuen, Minggu (30/11/2025) malam, setelah isu “air laut naik” menyebar begitu cepat dan memicu kepanikan massal. Warga dari kawasan pesisir hingga pusat kota berhamburan menyelamatkan diri menuju dataran tinggi, terutama ke arah Kemukiman Pintoe Rimba, Kecamatan Peudada.
Isu itu menyebar dalam hitungan detik—tanpa sumber jelas—namun cukup untuk membuat masyarakat meninggalkan rumah, warung, dan aktivitas malam mereka secara terburu-buru.
Alamsyah, warga pesisir yang tengah berada di sebuah warung, mengaku seketika terpaku saat seseorang meneriaki kabar bahwa air laut naik.
“Tidak tahu siapa yang mulai berteriak, tapi semua orang langsung berhamburan. Orang di warung, di jalan, semua lari menyelamatkan diri,” ujarnya menggambarkan kekacauan yang terjadi di Kecamatan Jeunieb.
Di tempat lain, Sulaiman, warga Kecamatan Peudada, juga mengalami kepanikan serupa. Ia bahkan sempat melarikan diri menggunakan sepeda motor hingga ke pedalaman kampung.
“Saya ikut panik. Sudah sampai penghujung kampung baru sadar ini isu tidak benar. Saya mengutuk keras siapa pun yang memprovokasi masyarakat seperti ini,” katanya.
Pantauan di lapangan menunjukkan, fenomena lari massal warga terjadi di sejumlah kecamatan. Bahkan sebagian masyarakat terlihat membawa bekal dan barang penting saat meninggalkan rumah, khawatir sesuatu buruk benar-benar terjadi.
Beberapa warga menyebut suasana malam itu seperti “adegan film bencana”, ketika jalanan mendadak dipenuhi motor dan pejalan kaki yang melarikan diri ke arah dataran tinggi.
Tokoh masyarakat, Tgk Fadhli, menduga isu itu bukan sekadar kabar yang salah, tetapi sengaja ditiupkan pihak tertentu yang ingin memanfaatkan situasi.
“Isu seperti ini tidak mungkin muncul tanpa motif. Situasi rumah warga yang kosong bisa saja dimanfaatkan untuk pencurian atau penjarahan. Saya meyakini ini ada niat jahat di baliknya,” katanya.
Meski kepanikan sempat meluas, situasi berangsur normal setelah warga menyadari tidak ada tanda-tanda kenaikan air laut maupun ancaman tsunami. Banyak warga kemudian kembali ke rumah masing-masing.
Peristiwa ini kembali menjadi alarm tentang betapa rentannya masyarakat terhadap hoaks, terutama di wilayah pesisir Aceh yang menyimpan trauma tsunami 2004. Aparat dan pemerintah daerah diharapkan segera menelusuri pelaku penyebaran isu serta meningkatkan edukasi mitigasi bencana agar kejadian serupa tidak terulang.
Peristiwa malam ini pun sontak menjadi sorotan publik dan viral di media sosial karena memperlihatkan bagaimana sebuah kabar tanpa sumber mampu menggerakkan ribuan warga dalam waktu sangat singkat.(**)
0 Komentar