Breaking News

Pukat Darat Aceh: Tradisi Penopang Hidup Nelayan Pesisir

Aktivitas masyarakat Pesisir Pantai Ulee Kareung, Bireuen, Aceh mengoperasikan Pukat Darat (22/11) 

 ACEH, REAKSIONE.ID | Di tengah perkembangan teknologi perikanan modern, pukat darat tetap menjadi andalan bagi para nelayan tradisional di pesisir Aceh. Alat tangkap sederhana ini tak hanya menjadi sumber nafkah bagi para pawang dan awak kapal, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar pantai.

Di sepanjang pesisir Ulee Kareung, Kabupaten Bireuen, aktivitas pukat darat menggeliat sejak pagi, petang, hingga malam. Dengan jumlah awak yang relatif sedikit—umumnya tak sampai 10 orang—satu kelompok nelayan mampu mengoperasikan jaring besar yang ditarik dari bibir pantai hingga ke tengah laut menggunakan perahu kecil.

Meski dilaksanakan dengan peralatan sederhana dan tenaga manual, pukat darat memerlukan keterampilan tinggi dari seorang pawang (nahkoda). Mereka menentukan waktu penangkapan, membaca arah angin, arus gelombang, hingga memperkirakan pergerakan gerombolan ikan. Keputusan pawang dianggap menentukan hasil tangkapan hari itu.

Aktivitas Pukat Darat dan Masyarakat Pesisir Pantai Ulee Kareung menjelang malam (22/11) 

Namun, keistimewaan pukat darat tak hanya pada teknik menangkap ikannya. Tradisi ini juga menghidupkan semangat gotong royong masyarakat pesisir. Saat jaring mulai mendekati daratan, warga sekitar—mulai dari remaja hingga orang tua—umumnya akan turun tangan membantu menarik tali jaring hingga mendarat sempurna.

“Biasanya, siapa saja yang ikut membantu akan mendapatkan bagian setelah ikan ditarik ke bibir pantai,” ujar salah seorang nelayan setempat. Pembagian hasil ini menjadi bentuk penghargaan sekaligus bagian dari tradisi berbagi rezeki yang telah berlangsung turun-temurun.

Bagi sebagian masyarakat, kegiatan membantu menarik pukat bukan sekadar pekerjaan tambahan, melainkan sumber pendapatan harian yang cukup berarti, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Di tengah derasnya arus modernisasi perikanan, pukat darat tetap bertahan sebagai simbol ekonomi rakyat, tradisi kolektif, sekaligus warisan budaya pesisir Aceh. Masyarakat berharap praktik ini terus dilestarikan tanpa mengabaikan aturan penangkapan yang berkelanjutan, agar laut tetap menjadi sumber kehidupan bagi generasi selanjutnya.

0 Komentar

© Copyright 2025 | Reaksione - Portal Berita Terkini dan Terpercaya