
Jembatan yang menghubungkan Kecamatan Jeunieb, Pandrah dan Simpang Mamplam di perbatasan Gampong Matang Teungoh-Matang Bangka Ambruk diterjang puncak banjir (28/11)
BIREUEN, REAKSIONE.ID | Hujan deras yang memicu puncak banjir kembali menghantam wilayah Bireuen. Jembatan penghubung antara tiga kecamatan—Jeunieb, Pandrah, dan Simpang Mamplam—di Gampong Matang Bangka, ambruk diterjang derasnya arus banjir pada Kamis petang (27/11/2025). Ambruknya jembatan yang berada di perbatasan Gampong Matang Teungoh dan Matang Bangka itu membuat akses transportasi utama warga terputus total.
Ifradi, menjelaskan jembatan roboh sekitar pukul 19.00 WIB, sesaat setelah debit air mencapai puncaknya. “Arus banjir sangat kuat. Tidak sampai sejam setelah air naik, jembatan langsung putus,” ujarnya.
![]() |
| Balok kayu alternatif untuk akses sementara membahayakan keselamatan masyarakat pengguna kendaraan bermotor (28/11) |
Dampak kerusakan ini langsung dirasakan masyarakat di tiga kecamatan yang selama bertahun-tahun bergantung pada jalur tersebut untuk aktivitas harian, termasuk perputaran ekonomi lokal.
Sekretaris Desa Matang Nibong menegaskan bahwa akses vital ini bukan hanya jalan penghubung, tetapi urat nadi perekonomian warga. “Setiap hari masyarakat melintas untuk berdagang, bekerja, dan menjalankan usaha keluarga. Sekarang semuanya terhenti,” katanya.
K
![]() |
| Kondisi kerusakan jembatan penghubung di perbatasan Gampong Matang Teungoh-Matang Bangka, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Aceh (28/11) |
Keuchik Matang Bangka, Kafrawi Ismail, menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus meminta perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Bireuen dan para anggota DPRK. Ia menekankan bahwa kendaraan roda empat sudah tidak mungkin melintas karena jembatan hilang total.
“Kami memohon pemerintah segera turun tangan. Ini bukan hanya kerusakan biasa—ini memutus hidup warga,” tegas Kafrawi. Ia juga secara khusus meminta anggota DPRK Bireuen dari Dapil 5—yang meliputi Jeunieb, Peulimbang, dan Peudada—untuk melihat langsung kondisi lapangan dan memperjuangkan upaya percepatan perbaikan.
Pantauan di lokasi menunjukkan warga terpaksa membuat jembatan alternatif seadanya dari belahan balok kayu. Jalur darurat itu hanya mampu dilewati sepeda motor, sementara mobil dan kendaraan angkutan barang tidak dapat menyeberang sama sekali.
Dengan akses ekonomi dan mobilitas masyarakat kini lumpuh, warga berharap pemerintah segera mengambil langkah darurat agar aktivitas kehidupan dapat kembali berjalan. “Kami butuh perhatian tindakan nyata,” ujar sejumlah warga yang ditemui di lokasi.(**)


0 Komentar